2. Dishabituasia
: meningkatnya respons karena stimulus yang diberikan telah dirubah tau bisa
dikatan telah mendapatkan stimulus yang baru maka peningkatan respons akan
terjadi.
3. Persepsi
menyeluruh : kemampuan mengintegrasikan informasi dari dua atau lebih, misalnya
pendengaran dan pengelihatan.
4. Affordances
: dimana kondisi yang berkesempatan berinteraksi dengan benda-benda yang
menurut kemampuan kita, bisa kita gunakan.
5. Asimilasi
: memasukan informasi yang baru ke dalam skema-skema yang sudah ada, atau skema yang telah dimiliki untuk
menangani informasi atau penalaman yang baru.
6. Akomodasi
: bagaimana anak-anak harus menyesuaikan skema-skema yang sudah ada agar dapat
menangani informasi atau pengalaman yang baru.
7. Organisasi
: yang mana bertemu nya pemikiran-pemikiran dan tingkah laku yang terpisahsatu
sama lain kedalam satu sistem yang tingkatannya lebih tinggi.
8. Ekuilibrium
: menjelaskan bagaimana cara berpikir anak dari tahap satu ketahap yang lain.
9. Emosi
primer : dimana emosi ini telah dimiliki oleh setiap makhluk hidup yang muncul
pada kehidupan pertama. Yang tepatnya muncul pada 6 bulan pertama dalam
kehidupan.
10. Emosi
sadar diri : memerlukan kewaspadaan diri yang melibatkan kesadaran dan rasa
kekuatan. Emosi ini muncul pada paruh tahun kedua pertama hinngga tahun kedua.
11. Basic
cry : tangisan ini menunjukan bahwa si bayi telah lapar, yang berciri-ciri :
satu tangisan, diikuti oleh diam sesaat, dan diteruskan satu siulan kecil
kemudian satu lagi masa diam dan diikuti tangisan lagi.
12. Anger
cry : tangisan ini lebih banyak udara yang keluar melalui tali suara, tangisan
ini juga bisa disebut tangisan kemarahan.
13. Pain
cry : tangisan ini di picu oleh stimulus yang berintesitas tinggi, yang
berciri-ciri : tangisan ini dia awali dengan tangisan panjang dan tiba-tiba
diikuti menahan nafas; tanpa rintihan.
14. Easy
child : dimana seorang anak memiliki suasana hati yang positif dan dapat
beradabtasi dengan lingkungan yang baru.
15. Difficult
child : bereaksi secara positif dan membuat kehidupannya dalam kerumitan dan
sangat lambat beradabtasi dengan lingkungan yang baru.
16. Slow
to warm up child : dimana anak yang berada pada posisi antara easy child dan
difficult child, yang mana aktivitas yang rendah, agak negatif, dan memiliki
suasana intensitas hati yang rendah.
17. Egosentrisme
: ketidak mampuan dalam membedakan perspektif diri sendiri dan orang lain,
seperti halnya ketika anak bermain petak umpet, yang mana dia menutup mata supaya
tidak ketahuan , tapi orang lain dapat melihatnya dan dirinya tidak dapat
melihat orang lain.
18. Animisme
: dimana memiliki perspektif bahwa sanya benda mati dapat menyerupai benda
hidup, seperti halnya ketika anak jatuh tersandung batu maka si anak itu akan
menyalahkan batu tersebut karena ia kira batu yang menjatuhkan nya.
19. Pendekatan
montessori : dimana suatu kegiatan yang membebaskan anak melakukan aktivitasnya
sendiri tanpa ada paksaan, walaupun beralih dari aktivitas satu ke aktivitas
yang lain.
20. Theory
of mind : teori ini mengacu pada kesadaran
diri sendiri dan pemikiran orang lain yang melaui proses mental.
21. Short
term memory : dimana individu harus mempertahankan informasi yang di dapatkan
secara singkat tanpa harus ada pengulangan.
No comments:
Post a Comment