Thursday 17 December 2015

Sabar Menurut Psikologi Islam beserta Impilikasi nya terhadap Kesehatan Mental


1.      PENGERTIAN SABAR

  Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (صَبَرَ), Shabara’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (صَبَرَ عَنْ) Artinya memohon atau mencegah, shabarabihi (صَبَرَ بِهِ) berarti menanggung. Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, kedua sabar berarti tenang dan tidak terburu-buru.

Sedangkan kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar dalam istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, tahan uji dalam mengabdi peintah Allah dan tahan godaan. Menurut Ibnu Qayyim sabar berarti menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.

Sedangkan Definisi sabar menurut Qur’an surat Ali’Imran ayat 146-147 yang terjemahannya: “Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut-(nya) yang bertakwa, meraka tidak lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan “Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir”. Orang yang sabar menurut ayat tersebut yaitu orang yang ditimpa musibah tidak lemah, lesu dan menyerah dengan keadaan terjepit, ketika ditimpa musibah pun, orang sabar berdoa memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa dan tindakan yang melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah SWT. Jadi dari disinggung dari Firman Alloh SWT juga menurut para Ilmuwan Islam dapat disimpulkan bahwa Sabar adalah Menahan diri untuk tetap mengerjakan sesuatu yang disukai alloh atau menghindarkan diri dari melakukan sesuatu yang dibenci oleh Alloh SWT .

2.     Implikasi Sabar terhadap Kesehatan mental

Sabar diartikan sebagai tabah hati. Sedangkan tawakal diartikan sebagai kepasrahan pada Allah dalam menghadapi kehidupan ini. Dua hal konsep ini sangat berguna dan sangat penting diaplikasikan dalam kehidupan. Selain karena keduanya merupakan ajaran agama yang tentunya mengandung hikmah dan manfaat besar, secara psikologis keduanya juga berguna dalam psikoterapi secara islami, dan bahkan keduanya adalah cara yang tepat untuk menjaga dan memperbaiki kesehatan mental seseorang secara mandiri dan lebih efisien.

3.     Ayat – Hadist

Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan sikap sabar. Diantaranya ayat yang menjelaskan perintah Allah untuk bersabar, yaitu:


(٢٠٠ )يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu ..” (QS. Ali Imran: 200)


وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)


(١٠) لْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ (١٠)

“…Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)


وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Tetapi, orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya, (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy-Syuura: 43)

نَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)



وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ

“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu…” (QS. Muhammad: 31)


Teknik yang dikembangkan oleh Carl Roger, Non Directive Therapy, merupakan teknik Terapi diri, karena konseli atau klien diberikan kesempatan lebih luas melepaskan emosi yang dalam dan memberi lebih banyak kesempatan pertumbuhan dirinya pribadi atau dikenal dengan istilah ”self sufficiency”. Sehingga mengurangi ketergantungan konseli terhadap konselornya. Namun dibandingkan dengan teknik ini, Terapi kesabaran lebih cocok dikatakan sebagai Self Therapy, karena teknik ini bahkan mampu dilakukan benar benar  tanpa bimbingan seorang konselor, artinya seseorang benar-benar mampu mandiri dalam men-terapi dirinya sendiri. Sabar sebagai sebuah terapi memiliki tiga fungsi bagi kesehatan jiwa, yaitu fungsi preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan konstruktif (pembinaan). Ibnu Qayyim dalam kitab Al-Fawa’id menyatakan bahwa sabar memiliki peranan penting dan merupakan kebutuhan utama dalam memperoleh kebahagian hidup.

Dalam kitab Ath-Thibb An-Nabawi dijelaskan ada tiga cakupan sabar menurut Ibnu Qayyim, dan ketika seseorang memenuhi ketiga cakupan diatas, maka orang tersebut berhak menerima predikat shabir (orang yang sabar) Berikut ketiga cakupan tersebut:

1.      Sabar menjalankan perintah agama, sabardalam beribadah,

2.      Menjauhi perbutan maksiat, sabar untuk tidak melakukan kemaksiatan.

3.      Ridha

Muhammad Utsman Najati, salah seorang pakar psikologi timur tengah, termasuk di Indonesia sendiri. Memiliki penafsiran tersendiri mengenai teori yang dikemukakan oleh ulama besar Islam Ibnu Qayyim tersebut, yakni apabila manusia dapat belajar bersabar dalam beribadah, melawan syahwat dan luapan emosinya, serta sabar dalam berbuat dan berkarya, maka ia akan menjadi manusia yang berkepribadian matang, seimbang, sempurna, produktif, efektif, dan mengkonfrontasi segala bentuk kegelisahan, serta terhindar dari gangguan jiwa.

4.     Beberapa penelitian terkait sabar

Dalam jurnal Hubungan antara Kesabaran dengan Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa Muhammad Di poalam Qurotul Uyun Yang dilakukan kepada100 mahasiswa Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Mengungkapkan hasil Dimana semakin tinggi tingkat kesabaran mahasiswa maka semakin rendah tingkat kecemasannya, dan sebaliknya, semakin rendah tingkat kesabaran mahasiswa maka semakin tinggi tingkat kecemasannya. Daniel Baugher, berpendapat bahwa ketidaksabaran dapat menyebabkan kegelisahan dan permusuhan. Ternyata ketidaksabaran memicu respon fisiologis yang menyabotase kesehatan seseorang.Penyebab utamanya adalah masalah kualitas dan kuantitas tidur.

5.     Konsep Sabar menurut Psikologi Islam dan Psikologi Kontemporer


Dalam Psikologi Islam, sabar adalah resmi perintah dari Alloh SWT, yang asal perintahnya terdapat dalam Al-qur’anul karim, Sedangkan Konsep sabar menurut Psikologi Kontemporer bisa dikategorisasikan sebagai salah satu topik kajian dalam

psikologi positif, seperti halnya kebersyukuran (gratitude) dan pemaafan (forgiveness). Literatur yang berkaitan dengan pemaafan (forgiveness) telah cukup banyak berkembang di Barat (Enrigh, 2009).



 Point--point

•      Sabar = bahasa Arab = SHABARA (صَبَرَ), Shabara’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (صَبَرَ عَنْ) = memohon atau mencegah, shabarabihi (صَبَرَ بِهِ) berarti menanggung.

•      Sedangkan kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar dalam istilah agama berarti sikap tahan menderita, tahan uji dalam mengabdi perintah الله سُبْحَانَهُ وتَعَالَىdan tahan godaan.

•      Menurut Ibnu Qayyim sabar berarti menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.


•      (٢٠٠ )يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu ..” (QS. Ali Imran: 200)
(١٠) لْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ (١٠)
“…Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Tetapi, orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya, (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.
” (QS. Asy-Syuura: 43)
نَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.”
 (QS. Al-Baqarah: 153)


•      Teknik yang dikembangkan oleh Carl Rogers, Non Directive Theory, yang sejatinya adalah teknik self terapi. Karena klien diberikan kesempatan lebih luas untuk meluapkan emosi yang dalam dan memberi lebih banyak kesempatan untuk pertumbuhan dirinya pribadi, atau dikenal dengan istilah self efficiency, sehingga mengurangi ketergantungan konseli terhadap konselor, sejalan dengan teknik yang dikembangankan oleh Carl Rogers, sabar bahkan lebih cocok untuk disebut self terapi.

•      Sabar adalah konsep yang sangat penting diaplikasikan dalam kehidupan. Selain merupakan ajaran agama yang mengandung manfaat besar, secara psikologis juga berguna dalam psikoterapi secara islami, dan bahkan menjadi cara yang tepat untuk menjaga dan memperbaiki kesehatan mental seseorang secara mandiri, Terapi kesabaran cocok jika dijuluki  Self Therapy, karena teknik ini mampu dilakukan benar benar  tanpa bimbingan seorang konselor, Sabar sebagai sebuah terapi memiliki tiga fungsi bagi kesehatan jiwa, yaitu fungsi preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan konstruktif (pembinaan).


“Dan Sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.   (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpakan musibah mereka mengucapkan : Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raajiuun.   Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. ” QS. 2:155-157

•      Ibnu Qayyim dalam kitab Al-Fawa’id menyatakan bahwa sabar memiliki peranan penting dan merupakan kebutuhan utama dalam memperoleh kebahagian hidup.

•      Muhammad Utsman Najati, seorang pakar psikologi timur tengah, Memiliki penafsiran mengenai teori Ibnu Qayyim, yakni apabila manusia dapat belajar bersabar beribadah, melawan syahwat serta sabar dalam berbuat dan berkarya, maka ia akan menjadi manusia yang berkepribadian matang, seimbang, sempurna, produktif, efektif, dan mengkonfrontasi segala bentuk kegelisahan, serta terhindar dari gangguan jiwa.



Berikut cangkupan yang dijelaskan Ibnu Qayyim ketika seseorang berhak menerima predikat shabir (orang yang sabar)

•      1. sabar dalam menjalankan perintah agama, sabar dalam beribadah, yaitu ketekunan dan kesungguhan untuk melakukan perbuatan mulia.

•      2. Sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat, sabar untuk tidak melakukan perbuatan maksiat.

•      3. Ridha (menerima dengan lapang dada dan tulus) terhadap takdir, sabar dalam menjalani takdir yang buruk, dan terus menghadapinya ddengan tegar.


Beberapa penelitian terkait sabar

•      Penelitian terbaru mengatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara Kesabaran dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa, semakin tinggi tingkat kesabaran mahasiswa maka semakin rendah tingkat kecemasannya, dan sebaliknya, semakin rendah tingkat kesabaran mahasiswa maka semakin tinggi tingkat kecemasannya.

•      Sedangkan, Daniel Baugher berpendapat bahwa ketidaksabaran dapat menyebabkan kegelisahan dan permusuhan memicu respon fisiologis yang menyabotase kesehatan seseorang. Yang pada akhirnya menyebabkan masalah kualitas dan kuantitas tidur.


No comments:

Post a Comment