Tuesday 17 November 2015

Istilah-istilah dalam Psikologi Perkembangan (Part4)

1.      Practice play : dimana dalam permainan ini anak harus memiliki fisik dan mental yang sudah dalam penguasaannya dan dapat mengoordinasi keterampilan yang diperlukan untuk games ini atau olahraga .
2.      Symbolic play : dimana anak mengubah lingkungan fisiknya menjadi simbol, seperti halnya anak yang mengganggap pensil sebagai mobil dan menggerakkan pensil seperti mobil.
3.      Social play : permainan yang melibatkan kawan-kawan sebaya dengan cara berinteraksi. Pada masa prasekolah permianan ini sangat meningkat dan pada permainan ini anak mulai melakukan konteks utama dalam berinnteraksi dalam dunia sosial.
4.      Constructive play : dimana dalam permainan ini menggabungkan practice play dan symbolic play , tapi permainan ini meningkat dalam masa prasekolah dan di iringi dengan menurunannya practice play dan symbolic play.
5.      Learning dissability : dimana individu memiliki kesulitan dalam belajar.
6.      ADHD : dimana kondisi anak-anak secaa konsisten menunjukkan beberpa sikap yaitu :  kurang perhataian, hiperaktif, impulsif. Anak-anak yang kurang perhatian ini sangat mudah bosan dalam menghadapi suatu kondisi. Sedangkan hiperaktif dimana anak memiliki tingkat keaktivitasan yang tinggi , dan sedangkan implusif adalah dimana anak kesulitan mengekang tindakan dan tidak berficir yang baik sebelum bertintak.
7.      Autisme : gangguan ini dicirikan dengan anak yang sukar berinteraksi dalam dunia sosial, komunikasi secara verbal dan nonverbal, serta perilaku yang berulang.
8.      Pendidikan inklusi : dimana menyatukan anak berkebutuhan khusus dengan anak biasa dalam kelas yang biasa secara penuh.
9.      Fuzzy trace theory : menyatakan bahwa ingatan dapat dipahami jika mempertimbangkan verbatim memory trace dan gist, tapi kebanyakan pada anak-anak banyak yang menyimpan dan membuang  verbatim trace. Menurut para ahli jika anak-anak banyak menggunakn gist, maka anak-anak itu dapat meningkatkan ingatannya dan penalaran.
10.  Creative thinking : dimana individu dapat berfikir secara baru dan tidak biasa dan dapat mencari solusi dalam maslah-masalah yang dihadapi.
11.  Convergent thinking : berpikir yang menghasilkan jawaban yang tepat dan di tandai dengan jenis berpikir yang dapat diuji dengan test inteligensi.
12.  Divergent thinking : berpikir yang menghasilkan jawaban terhadap suatu pertanyaan yang sama dan ditandai dengan adanya kreativitas yang dihasilkan.
13.  Pendidikan bagi anak berbakat : pendidikan anak berbakat seharusnya disesuaikan dengan bakatnya , jika tidak dilakukan demikian maka anak-anak akam merasa terisolasi dalam sosial dan tidak tertantang dalam kelas, bisa dikatan memberikan pendidikan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki.
14.  Self esteem, self concept, self efficacy : self esteem : dimana individu dapat mengenal diri secara global atau  telah dapat mencitrakan dirinya. self concept : pada individu ini dapat mengevaluasi dirinya dalam bidang-bidang tertentu berbeda dengan esteem yang secara global ,dan sedangkan self efficacy : dimana individu ini memiliki kepercayaan atau dapat menguasi suatu kondisi yang akan menguntungkan bagi diriny.,
15.  Coping stress : kemampuan anak yang bertambah besar lebih mampu ngendalikan hal yang dapat menyebabkan stres, atau bisa dikatan anak yang lebih dewasa lebih dapat mengendalikan tingkatan stresnya dari pada yang lebih muda.
16.  Perilaku prososial : kepedulian kepada orang lain.
17.  Precocious puberty : dimana terjadi kelainan yang berhubungan pubertas yang tidak tepat waktu atau terlalu cepat dan terlalu dini.
18.  Anorexia nervosa : gangguan pola makan dengan usaha diet yang tidak pandang walaupun dirinya sudah kurus tapi tetap menahan rasa lapar, menurut diri sendiri gemuk tapi menuruut orang lain kurus.
19.  Bulimia nervosa : dimana pola makan sangat konsisten tapi setelah memakan makanan lalu dia memuntahkannya kembali.
20.  Fabel pribadi : dimana ego di masa remaja yang beranggapan dirinya unik dan tidak terkalahkan.

21.  Fenomena ” top dog “ pada fase sekolah : dimana terjadi perubahan status sosial dimana di suatu kondisi ia menjadi paling tua di sekolah dasar, tapi ketika menjadi anak sekolah menegah dia menjadi paling kecil

No comments:

Post a Comment