Wednesday 14 March 2012

Pesan-pesan Khutbah Rasulullah


Assalamualiakum Warohmatullahi Wabarokatuh

Tempat bersejarah
Di dalam Al qur’an ada 2 ketentuan yang berkaitan dengan dimensi ruang dan dimensi waktu. Kedua dimensi itu ditentukan sebagai kawasan damai dan tcmpat di mana ummat Islam itu dilarang untuk melakukan operasi perang. ummat Islam dilarang untuk melakukan pertumpahan darah dan ditempat mana pula telah ditentukan di kawasan suci yang haram hukumnya orang kafir masuk ke tempat tersebut dan tidak dibenarkan untuk melakukan perburuan binatang satwa. Itulah yang disebut dengan waktu-waktu yang haram dan tempat-tempat yang haram. Dalam surat At Taubah ayat 36 yang artinya “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa”
Allah SWT menjelaskan ada 12 bulan dan 4 diantara bulan itu dinyatakan haram, dan pelanggaran dalam ketentuan ini dianggap sebagai kekufuran oleh Allah SWT, pengecualiannya adalah hanyalah terjadi manakala orang Islam didzolimi dan diserang serta dianiaya itu diperbolehkan untuk bertahan. Demikian juga kita dikenal dengan “alharom”, haram makki dan haram madinah, kedua tempat itu dinyatakan oleh Allah SWT tidak dibenarkan terjadi pertumpahan darah, bahkan para hujjahpun ditekankan barangsiapa yang telah menetapkan untuk melaksanakan haji berbantah-bantahan, bertengkar, bercumbu tidak dibenarkan dan orang kafirpun tidak dibenarkan masuk ke dalam kawasan tersebut bahkan binatang satwa yang bebas bergerak dikawasan tersebut tidak boleh diusik sedikitpun juga. Ini menandakan bahwa Islam telah memberikan kontribusi ke dunia agar manusia itu berpikir agar manusia itu menciptakan kawasan-kawasan damai. yang apabila kita perhatikan akhir-akhir ini sulit sekali untuk mendapatkan kawasan-kawasan tersebut karena setiap sudut dan penjuru menghantui, mengancam dan berbagai ancaman.

Nabi yang mendapat predikat Al Khalil
Sebenarnya dari keseluruhan rangkaian haji dan qurban mulai dari tawaf sampai terakhirnya atau tahalulnya jamaah haji, demikian juga pada penyembelihan qurban sarat dan makna serta pesan-pesan yang kalau kita perhatikan pintu central dari keseluruhan ibadah haji ini adalah nabi Ibrahim as, beliau diberi julukan oleh Allah SWT adalah sebagai Al khalil, yang hanya ada satu nabi lain yang mendapatkan predikat yang sama yaitu nabi Muhammad SAW. Kalau kita lihat rangking kedudukan al khalil antara urutan-urutan hamba Allah Al khalil merupakan urutan yang teratas diantara orang-orang yang memiliki kedekatan kepada Allah SWT. kenapa nabi Ibrahim as yang disebutkan dalam surat Al Mumtahanah ayat 4 yang artinya “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya…… “. Bukti-bukti siapa saja yang bersama nabi Ibrahim as tetapi tokoh-tokoh yang sangat nyata adalah istrinya sendiri Siti Hajar, anaknya sendiri Ismail as yang ketiga orang tersebut layak dan pantas untuk dijadikan tauladan. Beliau-beliau ini adalah gambaran sosok hamba Allah yang memiliki keteguhan hati, yang memiliki aqidah yang kokoh, yang memiliki tingkat kesabaran yang tinggi, yang memiliki keyakinan, kecerdasan dan ketawakalan yang luar biasa.
Untuk melihat kepiawaian keberhasilan seorang ibu dalam mendidik anak terlihat pada sosok Siti Hajar ke dalam kesendiriannya menempati di suatu lembah yang gersang yang tidak ada rerumputan, tidak ada air, tidak ada tetangga serta tidak ada fasilitas komunikasi, dia berjuang dalam menghadapi tantangan hidup, namun membuahkan hasil yang luar biasa dan tedahirnya seorang anak yang memiliki tingkat kesholehan yang demikian tinggi. Hal ini terlihat dari dialog antara nabi Ibrahim dan nabi Ismail, dimana ketika nabi Ibrahim menyatakan dalam mimpinya kepada sang anak dan bermaksud untuk melaksanakannya sedemikian dalam pemahaman yang begitu tajam penangkapan nabi Ismail, kepekaan dan rohaniah serta spiritualnya, sehingga jawabannya luar biasa “Is almatu’maru syatadjudunni insya Allah minnashobirin” laksanakan wahai ayah sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah dan kelak engkau akan dapati aku dalam kesabaran. Begitu juga bagaimana dia mendidik sang putra dari awal hingga akhir, sehingga sampai selesai ia membangun Kabbah telah memanjatkan doa kepada Allah SWT “Robbana taqobbal minnaa innaka antas samiuul aliim, ya Robb terimalah persembahan kami ini, karena sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Engkau Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat. Shalawat dan salam semoga Engkau curahkan kepada nabi Muhammad keluarga dan para sahabatnya”. Kata-kata As saami al aliim tersebut seakan-akan mengisyaratkan bahwa Allah pasti tahu bagaimana perasaan yang berkecamuk di dalam hati seorang ayah dan dalam hati seorang ibu perasaan seorang anak harus berpisah karena untuk ketaatan.
Bagaimana penderitaan tantangan yang dihadapi oleh nabi Ibrahim as semenjak dia meninggalkan kampung halamannya di kawasan Irak pada saat ini kemudian ke Jerusalem, kemudian ke Mesir, kemudian ke Makkah, seakan-akan semuanya itu telah ditumpahkan dan diceritakan oleh nabi Ibrahim as kepada Allah SWT, yang tersisa adalah sebuah ketawakalan “Hasbunallah wani’malwakil ni’mal maula wani’mal naasir”. Cukuplah kepadanya ku pasrahkan diriku aku bertawakal kepada-Nya dan aku bahagia dan bangga dalam kepasrahan ini, alangkah indahnya berwalikan Allah, dan alangkah indahnya mendapat pertolongan Allah. Berkali-kali nabi Ibrahim as menghadapi berbagai tantangan dan ancaman kaumnya bahkan beliau dibakar dalam sebuah api unggun namtin karena Allah SWT mentakdirkan yang lain maka suatu yang berlawanan dengan hukum alam sekalipun dapat terjadi jika Allah mcnghendaki.
Manakalu kita ikuti prosesi ibadah haji semuanya mempunyai sarat dan pcsan-pesan tersebut dan yang akan sampai pada puncak yang tcrtingginya adalah di Padang Arafah.

Pesan-pesan Rasulullah SAW
Di sana mempunyai pesan yang banyak sekali untuk kemanusian dan mempunyai nilai kepedulian kemanusiaan pada masa sekarang dan masa mendatang. Jika kita menganalisis isi khutbah Rasulullah SAW yang diawali dengan kalimat “boleh jadi tahun ini adalah tahun terakhir perjumpaan kita yang kita tidak mungkin berjumpa lagi untuk selama-lamanya”. Awal khutbah terakhir Rasulullah adalah kalimat yang demikian. Pesan apa saja yang ada di khutbah Rasulullah SAW ?
Yang pertama, Rasulullah SAW berpesan agar manusia menghentikan pertumpahan darah, permusuhan, saling membunuh yang oleh orang-orang barat hanya dilihat dari sisi tertentu dalam kondisi yang tidak stabil, tetapi perlu dilihat secara totalitas ajaran Islam mengisyaratkan untuk menghentikan pertumpahan darah, menghentikan kekerasan dan di dalam pesan Rasulullah SAW pun mengatakan hati-hatilah kamu dalam menghadapi kaum hawa yang lemah, jangan kamu hadapi dengan kekerasan, karena mereka awam kita lemah, mereka sangat rapuh dan sangat membutuhkan pertolongan dan kekuatan dari kaum lelaki.
Pesan lain ialah agar kamu menunaikan amanat agama, dan barangsiapa yang mengabaikan amanat berarti dia telah hianat pada agama. Dan dalam khutbah itu Rasulullah SAW berpesan agar manusia saling menjaga satu sama lain dan agar tidak berhianat serta memelihara diri. Oleh Rasulullah SAW telah menggambarkan pada dasarnya lembah ini adalah kawasan dan tempat frustasinya para iblis dan syetan karena telah dibentengi oleh syariat yang demikian ketat yang nyaris tidak ada celah orang itu untuk bersahabat dengan syetan dan iblis, tetapi apa boleh buat masih ada manusia yang terseret yang mencari kehinaan dan kerendahan sehingga dia mengikuti hasutan dan ajakan iblis.
Demikian juga diantara pesan-pesan Rasulullah SAW terhadap pesan tentang riba, agar manusia tidak menjadi insan-insan yang hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan unsur-unsur yang bersifat sosial dan memberikan shadaqah tanpa mengharap sesuatu. Dan kamu diperbolehkan untuk berniaga tetapi diharamkan untuk riba, ini merupakan pesan yang sarat dengan pesan moral yang akhir-akhir ini nyaris orang yang tidak menghiraukan lagi diantara niaga dan riba. Betapa banyak orang yang melaksanakan aktifitas riba dibawah payung bisnis dan perniagaan, betapa banyak orang yang telah berubah menjadi binatang ekonomi di bawa oleh prinsip mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya nyaris tidak terpikir olehnya untuk berbuat sesuatu untuk kemanusiaan tanpa pamrih dan tanpa meminta imbalan, nyaris semangat yang semacam ini tidak tersisa dalam jiwa orang yang hanya mengejar keberuntungan.
Kalaulah kita perhatikan satu demi satu isi khutbah Rasulullah SAW di Padang Arafah adalah pesan-pesan yang sangat relefan sekali untuk dijadikan sebagai pegangan dan solusi dalam menghadapi kondisi negeri kita. Marilah kita telaah lebih jauh lagi tentang pesan-pesan dan ritual haji, pesan-pesan dari khutbah Rasulullah
SAW di Padang Arafah yang insya Allah memberikan inspirasi kepada kita agar dapat keluar dari berbagai kemelut belenggu dan melilit kehidupan hari ini dan yang akan datang. Dan marilah kita bangun ketaqwaan dalam arti yang sungguh-sungguh dengan cara membersihkan anggapan tentang persepsi kita terhadap Allah SWT bahwa apa yang telah ditetapkan dalam bentuk syariat, takdir dan ketentuan-ketentuan lain, maka itulah yang terbaik untuk kita.
Sumber : Buletin Indah Mulya Edisi No. 458 Th. VI – Ahad 3 Februari 2008

No comments:

Post a Comment